Kelahiran |
0 Orang |
Kematian |
0 Orang |
Masuk |
0 Orang |
Pindah |
0 Orang |
Kelahiran |
0 Orang |
Kematian |
0 Orang |
Masuk |
0 Orang |
Pindah |
0 Orang |
29 Desember 2021 15:51:25 162 Kali
Khalimatus Sadiyah, Peraih emas perdana di Paraolimpiade Tokyo 2020 merupakan Atlet asal Dusun Kecobok Desa Banjartanggul, Kecamatan Pungging, Mojokerto. Berkat ketekunannya berlatih, ia diangkat PNS oleh Kemenpora Republik Indonesia, pada tahun 2018 saat memenangkan medali emas di Asian Para Games 2018 lalu.
Hadiah tersebut diberikan Alim untuk membangun rumah dan warung makan untuk ibunya di Jalan Raya Trawas, Desa Banjartanggul, Kecamatan Pungging tepat di depan Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin.
Bersama pasangannya Leani Ratri Oktila, Alim (panggilan akrab, red) meraih medali emas., Maslukah (56), Kabupaten Mojokerto.
“Alim diangkat jadi PNS pada tahun 2018 lalu, 1 Maret 2019 sudah golongan 2a. Alim juga sudah bisa bangun rumah karena ini. Warung itu juga sudah atas nama Alim, dulu tidak seperti itu. Alhamdulillah,” kata Maslukah (56), Minggu (5/9/2021).
Semua prestasi bungsu dari tiga bersaudara tidak lepas dari jerih payah sang ibu menjadi tulang punggung bagi ketiga anaknya sejak ditinggal sang suami. Ayah kandung Alim sendiri, Sukohandoko (59) meninggalkan rumah sejak ia berusia 2 tahun.
“Sudah tidak pernah komunikasi sejak usia Alim 2 tahun. Tapi kalau anaknya kurang tahu, mungkin masih nyambung. Dua kakak Alim juga sudah berumah tangga, kakak kedua Alim juga pemain bola. Sekarang ikut Liga 3 di Bali, tapi saya tidak tahu apa nama klub sepakbolanya,” jelasnya.
Meski jarang pulang ke Mojokerto karena harus menjalani Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) di Solo sejak tahun 2013, namun sang ibu mengaku bangga. Meski ketiga anaknya sudah memiliki penghasilan sendiri, namun ia masih berjualan nasi di warung berukuran 3,5 meter X 5 meter dengan nama ‘Warung Nasi Mak Kah’.
“Alhamdulillah saya bangga dengan apa yang sudah diraih anak saya. Selain menjadi PNS sesuai apa yang diharapkan, kini sudah punya rumah sendiri dan kendaraan, meskipun jarang pulang karena latihan di Solo,” tegasnya.
Sekedar diketahui, Khalimatus Sadiyah Atlet National Paralympic Committee (NPC) Indonesia asal Mojokerto meraih medali emas dalam pertandingan final SL3–SU5 ganda putri Paralimpiade Tokyo 2020. Bersama Leani Ratri Oktila, pasangan ganda putri tersebut bermain dengan klasifikasi WD SL3-SU5.
Klasifikasi SL3 adalah klasifikasi untuk atlet dengan gangguan berjalan atau tidak seimbang. Sementara klasifikasi SU5 atau untuk atlet dengan keterbatasan bagian tubuh atas seperti salah satu tidak bisa digunakan secara normal. (aya/mjf)
Untuk artikel ini